Kamis, 22 Desember 2011

Asuhan Keperawatan Presbiakusis

ASUHAN KEPERAWATAN PRESBIAKUSIS

A. Anatomi dan Fisiologi
Telinga sebagai organ pendengaran dan ekuilibrium, berisi reseptor-reseptor yang menghantarkan gelombang suara ke dalam impuls-impuls saraf dan reseptor yang berspon pada gerakan kepala. Telinga terbagi dalam tiga bagian : telinga luar, tengah dan dalam.
1. Telinga luar
Terdiri dari aurikula (pinna) dan kanal auditorius eksternal. Fungsinya untuk menerima suara. Aurikel tersusun atas sebagian besar kartilago yang tertutup dengan kulit. Lobus satu-satunya bagian yang tidak disokong oleh kartilago. Sesuai pertambahan usia kartilago terus dibentuk dalam telinga dan kulit telinga berkurang elastisitasnya; kemudian aurikel tampak lebih besar dari lobulus. Perubahan-perubahan yang menyertai proses penuaan ini adalah pengeriputan lobulus dalam suatu pola oblique linier. 
Saluran auditorius berbentuk S panjangnya 2,5 cm dari aurikel sampai membran timpani. Serumen disekresi oleh kelenjar yang menangkap benda asing dan melindungi epitelium kanalis. Pada proses penuaan, saluran menjadi dangkal sebagai akibat lipatan ke dalam, pada dinding kanalis silia menjadi lebih kasar dan lebih kaku dan produksi serumen agak berkurang dan lebih kering.
2. Telinga tengah
Ruangan berisi udara terletak dalam tulang temporal. Fungsinya memperkuat bunyi yang ditangkap. Terdiri dari 3 tulang artikulasi : maleus, inkus dan stapes yang dihubungkan ke dinding ruang timpanik oleh ligamen. Membran timpani memisahkan telinga tengah dari kanalis auditorius eksternal. Vibrasi membran menyebabkan tulang-tulang bergerak dan mentransmisikan gelombang bunyi melewati ruang ke jendela lonjong. Vibrasi kemudian bergerak melalui cairan dalam telinga tengah dan merangsang reseptor pendengaran. Bagian membran yang tegang yaitu pars tensa sedangkan sedikit tegang adalah pars flaksida. Perubahan atrofik pada membran karena proses penuaan mengakibatkan penampilan dangkal, teregang, putih atau abu-abu. Perubahan ini tidak mempunyai pengaruh jelas pada pendengaran.
3. Telinga dalam ( labirin )
Labirin tulang dibagi dalam tiga area : vestibula, kanalis semisirkularis dan koklea. Koklea adalah struktur yang menggulung berisis organ Corti, unit fungsional pendengaran. Sel-sel rambut organ Corti dibengkokkan dan diubah oleh vibrasi kemudian diubah menjadi impuls-impuls elektrokimia. Perubahan-perubahan degeneratif pada koklea dan neuron jaras auditorius mengakibatkan presbikusis, bilateral, penurunan pendengaran sensorineural yang dimulai pada usia pertengahan. (Lueckenotte,1997)

B. Definisi
Presbiakusis adalah hilangnya pendengaran terhadap nada murni berfrekuensi tinggi, yang merupakan suatu fenomena yang berhubungan dengan lanjutnnya usia. (Boedhi & Hadi, 1999).
Presbiakusis adalah penurunan pendengaran normal berkenaan dengan proses penuaan. (Lueckenotte, 1997).

C. Perubahan Fungsi Pendengaran Berhubungan dengan Usia Lanjut
Perubahan-perubahan dalam struktur dan fungsi pada telinga bagian dalam membuat sulit untuk memahami tipe bunyi bicara tertentu dan menyebabkan intoleran terhdap bunyi keras. Bunyi-bunyi yang biasanya hilang pertama kali adalah: f, s, th, ch dan sh. Saat penurunan pendengaran berlanjut, kemampuan untuk mendengar bunyi b, t, p, k dan t juga rusak. (Luekenotte, 1997)



D. Etiologi
1. Internal
Degenerasi primer aferen dan eferen dari koklea, degenerasi primer organ corti penurunan vascularisasi dari reseptor neuro sensorik mungkin juga mengalami gangguan. Sehingga baik jalur auditorik dan lobus temporalis otak sering terganggu akibat lanjutnya usia.
2. Eksternal
Terpapar bising ynag berlebihan, penggunaan obat ototoksik dan reaksi pasca radang. (Boedhi & Hadi, 1999)

E. Tanda dan Gejala
Beberapa dari tanda dan gejala yang paling umum dari penurunan pendengaran : 
1. Kesulitan mengerti pembicaraan
2. Ketidakmampuan untuk mendengarkan bunyi-bunyi dengan nada tinggi.
3. Kesulitan membedakan pembicaraan; bunyi bicara lain yang parau atau bergumam
4. Masalah pendengaran pada kumpulan yang besar, terutama dengan latar belakang yang bising
5. Latar belakang bunyi berdering atau berdesis yang konstan
6. Perubahan kemampuan mendengar konsonan seperti s, z, t, f dan g
7. Suara vokal yang frekuensinya rendah seperti a, e, i, o, u umumnya relatif diterima dengan lengkap. (Luekenotte, 1997)








F. Tipe Presbiakusis (Boedhi & Hadi, 1999)
1. Presbiakusis Sensori
Patologinya berdasarkan erat dengan hilangnya sel rambut di membrana basalis koklea dan karena itu khas berupa hilangnya pendengaran nada tinggi.
2. Presbiakusis Neural
Patologinya berupa hilangnya sel neuronal di ganglion spiralis. Letak dan jumlah kehilangan sel neuronal akan menentukan apakah gangguan pendengaran yang timbul berupa gangguan atas frekuensi pembicaraan atau pengertian kata-kata.
3. Presbiakusi Strial
Patologi yang terjadi adalah abnormalitas vaskularis strial berupa atropi daerah apikal dan tengah dari koklea.Presbiakisis jenis ini biasanya terjadi pada usia lebih muda dibanding jenis lain.
4. Presbiakusis Koondusif Koklea
Pada Presbiakusis jenis ini diduga diakibatkan oleh terjadinya perubahan mekanikal pada membrana basalis koklea sebagai akibat proses menua. Secara audiogram ditandai dengan penurunan progresif dari sensitifitas di seluruh daerah tes.


G. Patofisiologi dan Pathway
Dengan makin lanjutnya usia terjadi degenerasi primer di organ corti berupa hilangnya sel epitel saraf yang dimulai pada usia pertengahan. juga dilaporkan bahwa keadaan yang sama terjadi pula pada serabut aferen dan eferen sel sensorik dari koklea. Terjadi pula perubahan pada sel ganglion siralis di basal koklea. Di samping itu juga terdapat penurunan elastisitas membran basalais di koklea dan membrana timpani.
Di samping berbagai penurunan yang terjadi pada organ pendengaran, pasokan darah dari reseptor neurosensorik mungkin mengalami gangguan, sehingga baik jalur audotorik dan lobus temporalis otak sering terganggu akibat lanjutnya usia. Dari penjelasan diatas terlihat bahwa gangguan pendengaran pada usia lanjut dapat disebabkan oleh berbagai sebab, di samping kenyataan bahwa jenis kelainan pendengran itu sendiri yang bisa berbagai jenis.


Pathway Presbiakusis


Usia Lanjut



Degenerasi aferen &  Degenerasi primer Penurunan vas kularisasi ke
eferen dari koklea organ corti auditorik & lobus temporal


Impuls saraf dengar Impuls elektro Nutrisi & Oksigen organ
 terhambat kemis menurun/ menurun
hilang


Suara tdk terintrepretasi Gelomgang suara skala media nekrose
oleh saraf tdk tersalurkan 
ke/oleh serabut 
saraf endolimfe menurun

suara tdk terintre- Potensial listrik menurun
pretasikan oleh
pusat saraf dengar impuls elektro kemis me-
di otak nurun






fungsi dengar hilang



gangguan pendengaran & Resiko tinggi cidera
komunikasi

H. Alat Bantu Dengar
Melihat dampak dari gangguan / menurunnya pendengaran pada lansia, maka penggunaan alat bantu dengar perlu dianjurkan pada mereka yang membutuhkannya.Terdapat berbagai jenis alat bantu dengar yang disesuaikan dengan keperluan dari penggunanya. Apabila kedua telinga terganggu lebih baik menggunakan dua buah alat bantu dengar ( masing-masing satu untuk setiap telinga yang akan memberikan hasil yang lebih baik dibanding hanya satu buah saja ).

I. Konsep Komunikasi
1. Definisi
Menurut Harold Koont dan Cyril O’Donell, Komunikasi adalah pemindahan informasi dari satu orang ke orang lain terlepas dari rasa percaya /tidak. 
Komunikasi merupakan alat untuk membina hubungan terapeutik karena komunikasi mencakup penyampaian informasi dan pertukaran pikiran dan  perasaan. Komunikasi adalah cara yang digunakan untuk mempengaruhi perilaku orang lain. (Stuart & Sundeen, 1995).
2. Unsur Komunikasi
Komunikator: orang yang mempercayai adanya komunikasi
Pesan
Saluran komunikasi: segala sarana yang digunakan komunikator
Metode komunikasi: segala cara yang digunakan dalam menjalin hubungan dengan orang lain
Komunikan: orang yang menjadi objek / yang menerima pesan
Lingkungan komunikasi: Suasana dimana proses komunikasi berlangsung
Umpan balik



3. Syarat Komunikasi Yang Efektif
Mempergunakan bahasa yang baik agar artinya jelas
Lengkap agar pesan yang disampaikan dipahami komunikan secara menyeluruh
Atur arus informasi sehingga antara pengiriman dan umpanbalik seimbang
Dengarkan secara aktif
Tahan emosi
Perhatikan isyarat non verbal
4. Hambatan Komunikasi

Faktor  yang bersifat teknis: Berkurangnya penguasaan teknik komunikasi yaitu: cara mengungkapkan pesan, kejelian memilih saluran komunikasi dan metode penyampaian pesan
Sifat perilaku:
Pandangan bersifat a priori
Prasangka yang didasarkan  atas emosi
Suasana yang otoriter
Ketidakmauan untuk berubahwalaupun salah
Egosentris
Faktor-faktor  yang bersifat situasional: ekonomi, sosial, politik dan keamanan

J. Konsep Menarik Diri
1.   Definisi
Perilaku menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993).
Perilaku yang teramati pada respons sosial maladaptif mewakili upaya individu untuk mengatasi ansietas yang berhubungan dengan kesepian, rasa takut, kemarahan, malu, rasa bersalah dan merasa tidak aman.
2.   Faktor predisposisi
Menarik diri dipengaruhi oleh faktor perkembangan dan sosial budaya faktor perkembangan yang terjadi adalah kegagalan individu sehingga menjadi tidak percaya diri, tidak percaya pada orang lain, ragu, takut salah, pesimis, putus asa terhadap hubungan dengan orang lian, menghindar dari orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan dan merasa tertekan. Keadaan ini akan menimbulkan perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain, lebih menyukai  berdiam diri sendiri, kegiatan sehari-hari hampir terabaikan.
3.   Faktor presipitasi
Faktor perkembangan
Gangguan dalam pencapaian tugas perkembangan akan mencetuskan seseorang mempunyai masalahrespons sosial maladaptif.
Faktor biologi
Faktor genetikdapat menunjang respons sosial maladaptif selain neurotransmiter.
Faktor sosiokultural
Isolasi sosial merupakan faktor dalam ganggguan berhubungan. Ini akibat dari norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang lain; atau tidak menghargai anggota masayarakat yang tidak produktif seperti lansia, orang cacat dan berpenyakit kronik.
4.   Secara obyektif dapat ditemukan tanda-tanda perilkau menarik diri :
apatis, ekspresi sedih, afek tumpul
menghindari dari orang lain (menyendiri), klien tampak memisahkan diri dari orang lain.
Komunikasi kurang atau tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan orang lain.
Tidak ada kontak mata.
Berdiam diri di kamar atau di tempat yang terpisah.
Menolak berhubungan dengan orang lain, memutuskan percakapan atau pergi jika diajak bercakap-cakap.
Tidak melakukan kegiatan sehari-hari
Posisi janin pada saat tidur.




1. Gangguan Komunikasi tidak efektif pada keluarga Bp. M khususnya Bp. S b.d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah presbikusis.
2. Isolasi sosial : menarik diri pada keluarga Bp. M khususnya Bp. S b.d ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk perawatan Bp. S dengan presbiakusis yang menarik diri.

D. Analisa Data
No Data Masalah Keperawatan
1. - Bapak S sudah 2 tahun mengalami penurunan pendengaran
- Selama ini Bp.S jarang berkomunikasi dengan anggota keluarga lainnya dan sulit berkomunikasi karena pendengarannya berkurang. Komunikasi tidak efektif pada keluarga Bp. M khususnya Bp. S b.d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah presbiakusis.
2. - Bp. S cenderung menyendiri  dan bila diajak mengobrol oleh keluarga selalu menghindar dengan alasan sulit berkomunikasi. Isolasi sosial : menarik diri pada keluarga Bp. M khususnya Bp. S b.d ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk perawatan Bp. S dengan presbiakusis yang menarik diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Photobucket